Pertimbangan Penulisan Modul Praktikum


Modul praktikum merupakan komponen penting dalam suatu proses praktikum, dalam bidang apapun termasuk Ilmu Komputer atau Informatika. Modul praktikum merupakan pegangan utama bagi mahasiswa (praktikan) dan asisten praktikum dalam melaksanakan praktikum. Apa yang harus dikuasai oleh praktikan, secara garis besar, terdapat dalam modul tersebut. Namun, kadang muncul pertanyaan, apa yang dijadikan landasan dalam pembuatan modul praktikum? Apakah itu sesuai kebutuhan zaman atau orang? Apa tool yang harus digunakan? Siapa yang bertanggungjawab menulis modul praktikum?


Tulisan singkat ini akan menjawab pertanyaan di atas, terutama untuk praktikum di bidang Ilmu Komputer. Kami sendiri pernah membuat beberapa modul praktikum, diantaranya Praktikum Jaringan Komputer, Praktikum Pemrograman Basis Data, dan praktikum Sistem Operasi. Apa yang disampaikan di sini, merujuk kepada aturan yang berlaku secara umum terutama di Jurusan Teknik Informatika Universitas Trunojoyo.

Hal pertama yang paling perlu diingat, pada banyak institusi, setiap praktikum diketuai oleh seorang koordinator Praktikum, yang biasanya adalah seorang Dosen yang menguasai teori dan praktik dari materi praktikum. Koordinator ini ditunjuk oleh Ketua Jurusan dan biasanya diotentikkan melalui surat Keputusan (SK) Dekan. Dosen ini lah yang paling bertanggungjawab terhadap jalannya praktikum untuk matakuliah yang berada di bawah koordinasinya, mulai dari rekruitmen asisten, pelaksanaan pre-test, menyediaan modul, sampai dengan penilaian akhir dan evaluasinya. Inilah jawaban mengenai siapa penanggungjawab dalam pembuatan atau penyediaan modul praktikum. Koordinator ini dianggap memahami dengan baik ilmu di mata kuliah yang dipraktikkan. Dia pula yang mengetahui apa yang harus dipelajari dan dikuasai oleh para praktikan. Sehingga, koordinator membuat modul yang memang tepat dan sesuai serta mampu memberikan nilai kompetensi. Modul harus sesuai dengan kebutuhan praktikan dan materi dari kuliah teori yang biasanya telah atau ditempuh bersamaan. Inilah landasan penting dalam pembuatan modul praktikum. Isi praktikum harus meningkatkan kompetensi mahasiswa dan memudahkan mahasiswa memahami konsep yang terdapat dalam matakuliah teorinya.

Namun, seorang koordinator juga harus bijaksana, harus mempertimbangkan kemampuan dari mahasiswa yang akan menempuh praktikum tersebut. Karena itu pula, modul praktikum di suatu Universitas berbeda dengan modul di Universitas lain.

Contohnya, modul Praktikum Sistem Operasi. Beberapa kampus sudah tidak memberikan praktikum ini. Keterampilan mahasiswa dalam menggunakan, memahamai dan menguasai harus dikuasasi oleh mahasiswa melalui belajar mandiri dan kelompok. Biasanya ini terjadi pada Universitas besar yang mempunyai passing-grade tinggi. Banyak Universitas dengan passing-grade lebih rendah menyediakan banyak mata kuliah praktikum demi mempersiapkan alumni menguasai hal praktis yang “mungkin” dibutuhkan oleh pasar.

Tahun 2010, saya ditugaskan sebagai koordinator praktikum Sistem Operasi di Jurusan Teknik Informatika Universitas Trunojoyo. Keputusan jurusan tepat, karena pada semester sebelumnya saya termasuk pengampu matakuliah teori Sistem Operasi. Begitu ditunjuk sebagai koordinator, saya langsung meriview modul praktikum yang telah digunakan tahun sebelumnya. Menurut saya, perlu dilakukan perubahan mendasar karena modul sebelumnya hanya berisi panduan menggunakan sistem operasi Linux. Mahasiswa S1 tidak sewajarnya hanya menjadi pemakai sistem operasi. Setidaknya mereka harus menguasai dengan baik, mengerti bagaimana kerjanya, dan tentu lebih baik jika mampu melakukan customisasi terhadap sistem operasi yang digunakan. Apa yang ada di dalam modul sebelumnya sangat tidak mencerminkan isi matakuliah teori Sistem Operasi.
Namun, saya juga tidak mungkin menuangkan hal praktis dari kuliah Sistem Operasi secara lengkap ke dalam modul praktikum. Tingkat kemampuan mahasiswa dalam memahami konsep, kemampuan praktis pemrograman bahasa C perlu saya pertimbangkan. Hal lain yang juga penting adalah jumlah pertemuan yang harus saya rancang hanya 5 pertemuan karena terbatasnya perangkat PC yang tersedia. Padahal, idealnya, harus ada 10 s.d 12 pertemuan.

Akhirnya, saya memutuskan untuk menulis ulang modul praktikum Sistem Operasi. Materinya adalah pemrograman Shell Linux, mulai dari mengenal Shell Linux, bagaimana menggunakannya, perintah-perintah dasar, dasar pemrogramannya, sampai dengan mengelola proses, mengeksekusi program eksternal dan pembuatan fungsi. Hanya 5 pertemuan. Apakah mencerminkan isi kuliah Sistem Operasi? BELUM sepenuhnya. Namun, penguasaan terhadap Shell dari suatu sistem operasi merupakan syarat wajib mahir Sistem Operasi. Pemrograman terhadap Shell memungkinkan siapapun mengakses Sistem Operasi lebih jauh, mengatur jalannya proses dalam sistem operasi, mengcustomize kebutuhan termasuk mengotomasi jalannya Sistem Operasi. Mengapa Linux? Saya kira ini tidak perlu saya jawab, hampir semua orang mengetahui alasan yang saya gunakan, setidaknya karena Sistem Operasi ini mudah didapat, GRATIS, sebagian besar interaksi antara pengguna ahli dengannya melalui Shell dan semakin banyak digunakan.

Apakah modul ini sesuai dengan tuntutan zaman? SANGAT sesuai. Apakah terlalu mudah? IYA. Apakah terlalu sulit? IYA. Tergantung siapa yang melihat.

Apakah modul praktikum tersebut digunakan? IYA. Semuanya berjalan baik selama praktikum. Para praktikan juga memperoleh hal baru dalam pengelolaan sistem operasi. Beberapa mahasiswa yang telah mahir pemrograman dapat mengikuti dengan cepat dan akhirnya menjadi sangat kreatif dalam pemanfaatan Linux. Misalnya bagaimana mengalihkan hasil eksekusi dari suatu server ke server lain. Setidaknya, praktikum tahun 2010 tersebut memperkenalkan bagaimana cara yang tepat dalam menguasai sistem operasi.

Apakah modul tersebut dapat digunakan untuk praktikum pada tahun-tahun selanjutnya? IYA. Namun, setiap koordinator praktikum harus mengevaluasi praktikum sebelumnya, melihat isi dari konsep Sistem Operasi dan kemampuan mahasiswa. Jika saya yang menjadi koordinator, kemungkinan besar akan memadatkan materi dalam modul tersebut menjadi hanya 2 atau 3 pertemuan, kemudian menambahkan 2 atau 3 pertemuan tentang manajemen proses dan memori (hanya perkenalan) menggunakan bahasa C. Tantangan utamanya adalah mahasiswa harus benar-benar menguasai konsep dan praktis dari struktur data, terutama Pointer. Semua hal tentu harus up to date, sesuai kebutuhan dan sesuai kemampuan.

Kala itu, saya sampaikan kepada para Asisten bahwa Praktikum Sistem Operasi tahun ini (2010) adalah pemrograman Shell. Mereka tertarik tetapi sebagian besar dari mereka belum menguasai, bahkan ada yang belum pernah menulis program berbasis Shell Linux. Ini menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa di kampus saya belum menguasai Shell Linux dan belum mampu memanajemen sistem operasi Linux dengan baik. Saya putuskan untuk memberikan 3 kali training kepada para Asisten, iya saya langsung yang memberikan training. Ini merupakan tanggungjawab saya sebagai Koordinator praktikum.

So? Bagaimana sekarang? Tentu kembali kepada sang Koordinator. Koordinator harus menguasai sisi Teori dan Praktis dan matakuliah Praktikum, mengetahui kebutuhan zaman, memahami kebutuhan dan kekurangan dari mahasiswa serta bagaimana praktikum akan berjalan. Kemudian, menuliskan modul praktikum berdasarkan berbagai pertimbangan tersebut.

Semoga tulisan ringan dan singkat ini bermafaat.

4 thoughts on “Pertimbangan Penulisan Modul Praktikum

  1. ikut prihatin kalau sampai pak husni angkat bicara 😀
    saya PIKIR dulu sudah pernah di bahas waktu pemberian training…
    tapi kalau yang ngomong pak husni berRASA berbeda :)…
    terima kasih atas pencerahannya pak..

  2. Pingback: Tugas Tambahan Modul 3 Prak SO 2011 « Widi's Blog

  3. Sebagai seorang yang pernah menjadi asisten (mantan) praktikum,

    Semua modul praktikum sistem Operasi pada tahun 2010 masih sangat layak digunakan pada tahun 2011. Karena menurut info yang saya dapatkan masih banyak sekali teman-teman mahasiswa yang juga belum pernah menggunakan Pemrograman Shell Linux.
    Meski ada yang sudah menguasai “katanya” tapi secara umum masih banyak sekali dalam pelaksanaanya teman-teman menemukan fakta di lapangan eh maksudnya praktikum yg terbilang belum menguasai dasar-dasar pemrograman shell di linux sebagai dasar pemahaman terhadap kinerja sistem Operasi (termasuk saya 😀 )

    Saya pikir Modul Praktikum tahun 2010 sistem operasi masih sangat relevan digunakan untuk pelaksanaan praktikum tahun-tahun selanjutnya termauk tahun 2011 🙂 terimakasih

    Btw, Nice post pak 🙂

Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.